Samudera Cinta Nahdlatul Whatan (Sacinawa)


Senja sudah permisi. Dua insan itu berjalan bersama kepuasan bhatin memetik harapan. Membawanya dalam kantong asa, membungkusnya rapi dan kembali menyimpannya dalam harapan.
Novel Lombok, Novel NW
Mereka tetap sadar bahwa dalam perjalanan hidup, banyak harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Novel Lombok, Novel NW,
Yang pasti di malam itu adalah malam seperti biasanya. Sama seperti beribu-ribu malam yang lain. Sunyi dan kelam. Bedanya, malam ini Laju agak ceria. Karena ada yang membantunya dalam berfikir.
Yaitu seorang mahluk yang dikenalnya. Tak seperti Antih yang setia menjaganya, tapi kodratnya tetap tak bisa terlihat.Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan. NW,
 Diatas sana, langit cerah. Bulan di Lombok Barat ikut tersenyum. Meski terlihat sedikit kusam karena sendu menatap kos-kosan Laju yang bebas. Menginap bersama. Laki – Perempuan. Walau bukan suami istri.
 Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan. NW,
Putra-putri bisa masuk disana. Berkencan ria, menodai diri, entah lah. Sesungguhnya tak ada pembenaran untuk mereka. Yang Laju bisa lakukan hanyalah menyibukkan diri, agar tak ikut hanyut dalam pergaulan yang menambah galau itu.
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan. NW,
“Kos-kosan adik kok bebas ya?”
“Hmm…beginilah kak. Manfatin aja. Buat bantu adik. Tapi sampai jam 11 ya. Tapi kakak tidur dimana?”
“Di rumah paling megahlah. Kan banyak rumah kakak di sini.”
“Serius?
“Ya…!”
“Iktikaf,”
“Hmmm. Kakak ini g sesuai ma penampilannya,”
“Kenapa?”
“Penampilannya beda ma karakternya, tapi ….”
“Hmmm…Kakak juga sama kayak cowok lain. Bisa tergoda juga sih. Udahlah  mana Naskahnya. Kita fokus aja malam ini.”
“G makan dulu.”
“Nanya….., Laper nih.”. Saling melempar senyum.
Laju permisi. Beli nasi. Makan Bersama. Usai santap malam, mereka kembali menguras pikiran. Di tengah keapatisan lingkungan.
Tapi bagi mereka, menjadi pecundang sama artinya mundur dari medan jihad. Mereka kini mulai membongkar Naskah yang sudah terkumpul. Satu-satu diperiksa. Untuk memilah 10 naskah terbaik yang akan diserahkan ke dewan juri esok pagi di H-2.
Laju merasa sangat terbantu dengan kedatangan sahabat semisi itu.  Ia mengingat saat ia masih menjadi ketua OSIS. Semangat teman-temannya. Guru Bimbingan Konselingnya dan peristiwa terakhir saat judes sama Emzet. Pemuda yang kini berada di depannya.
Novel Lombok, Novel NW
“Kak. Nyesal adik Judes dulu sama kakak.”
Novel Lombok, Novel NW
“Kapan?
Novel Lombok, Novel NW
“Waktu di Ruang BK. Waktu di Warnet. Oh ya…apa sih rahasia side dulu sama pak Guru?”
Pemuda itu terdiam. Lama memikirkan apa yang harus disampaikan. Karena rencananya bersama Doktor Asrul, terkait erat dengannya.  Sementara, insan yang direncanakan dalam rahasia itu sudah ada di depannya. Pun adik-nya ‘Saciko atau Liandra’ yang ia syukuri sudah berubah.
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
“Enggak ada apa-apa. Soal kegiatan Juwiter aja,”
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
“Oya. Gemana perkembangan Ekskul baru itu?”
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
“Hemm…!!!. Pasca Doktor Asrul di mutasi, kurang ada perhatian dik. Kan adik juga menghilang saat itu,”
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
“Iyeee. Masa gara-gara adik. Berarti kakak kurang tabah dalam berjuang,”
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
“Hehe. Mau adik lanjutkan?”
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
“Siap kak, tapi asal jangan di Lombok Timur,”
 Waow, menarik nih, naskahnya satu. Adik jadi ingat pengalaman malam terakhir di Lombok Timur. Waktu nginap di PA.” Laju mengalihkan pembicaraan, ketika melihat sebuah Naskah tentang perjuangan Maulana Syekh. Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
Laju kemudian menceritakan soal cita-citanya dan apa yang membuat ia terinspirasi di PA itu.  Dalam  Naskah Lomba yang mereka kumpulkan, terdapat sebuah dialog yang menceritakan perdebatan soal pahlawan Lombok yang dilupakan Indonesia. Serta perdebatan soal hikmah dibalik perpisahan NW.
Nahdlatul Whatan. NW, Nahdlatul Whatan.
Tokoh 1 ; Beliau itu pantas menjadi Pahlawan,”bunyi dalam dialog itu yang membuat Laju dan Emzet berdekatan, bersama membaca Naskah dari salah satu peserta itu.
Tokoh 2        : “Sulit….!.
Tokoh 1        : “Mengapa?”
Tokoh 2        : “Karena Menjadi ternama di Indonesia ini tergantung
                       kepentingan
Tokoh 3        : “Bukan. Tapi karena tidak ada bukti terkait perjuangan
                       beliau yang bisa menjadi syarat untuk ditetapkan  
                      sebagai Pahlawan.”
Tokoh 4        : “Anda sama b…….hnya dengan tim penilai itu,”tuding
               tokoh 1.
Tokoh 1 dan 3 : Kurang A….r,,,,!!!!. Alasanya?. Novel Lombok, Novel NW