Contoh Rantai Makanan dalam Makalah Biologi Ekosistem

Makalah Ekologi Hewan dan Ekosistem ini ditulis oleh MUHAMMAD RIZKI SAPUTRA, JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, UNIVERSITAS NEGERI PADANG, 2014. Makalah ini menyimpulkan bahwa Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik.

Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia.

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Berikut adalah makalah lengkapnya;

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang


Makhluk hidup dengan lingkungannya memiliki hubungan yang sangat erat dan  saling ketergantungan. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik.

Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu memahami tentang hewan dan ekosistem.

1.2  Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu :
  • 1.untuk mengetahui konsep ekosistem.
  • 2.untuk mengetahui rantai dan jarring-jaring makanan.
  • 3.untuk mengetahui proses aliran energi.
  • 4.untuk mengetahui keterkaitan hewan sebagai bagian ekosistem.
  • 5.untuk mengetahui keragaman hewan dan habitatnya.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Konsep Ekosistem


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.

Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Ekosistem memiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen abiotik (tak hidup) dan komponenbiotik (hidup).

1. Komponen abiotik

Komponen abiotik suatu ekosistem adalah seluruh benda yang tak hidup, yang menyangkut fenomena kebendaan dan fenomena kejadian, yang mempengaruhi ekosistem tersebut.
Misalnya : Cahaya Matahatri, air, suhu, derajat keasaman (pH), kelembapan, kadar garam, mineral, oksigen (O2), karbondioksida (CO2).

2. Komponen Biotik

Komponen atau faktor-faktor biotik suatu ekosistem terdiri atas semua makhluk hidup (organisme), seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya. Berdasarkan fungsi atau peranannya dalam ekosistem, faktor-faktor biotik itu dapat dikelompokan menjadi produsen dan konsumen.



2.2 Rantai dan Jaring-jaring Makanan


Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu.  Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik.

Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I).

Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.

1.     Rantai Pemangsa

Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.

2.     Rantai Parasit

Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.

3.     Rantai Saprofit

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.



Contoh rantai makanan

Keterangan :
  • 1.Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
  • 2.Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
  • 3. Ular  sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
  • 4.Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
  • 5.Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

Jaring-jaring Makanan

Kumpulan dari rantai makanan akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.

Contoh jaring-jaring makanan

Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan di antaranya adalah sebagai berikut.
  • 1) Padi → tikus → elang → pengurai
  • 2) Padi → tikus → musang → elang → pengurai
  • 3) Padi → burung → musang → elang → pengurai
  • 4) Padi → burung → elang → pengurai

Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.


Contoh jaring-jaring makanan :

Keterangan :
  • 1.Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi.
  • 2.Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus.
  • 3.Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak.
  • 4.Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).

2.3 Aliran Energi

Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal.

Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman membuat tingkat trofik kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi.

Organisme yang makanan pada beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon) diklasifikasikan pada tertinggi tingkat trofik di mana mereka makan. Dekomposer, yang meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme mati dan kembali nutrisi ke dalam tanah.

Proses Aliran Energi dalam Ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
  • 1.Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
  • 2.Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
  • 3.Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
  • 4.Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari sistem.
  • 5.Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.

2.4  Hewan sebagai Bagian Ekosistem

Hewan dapat dikatakan sebagai bagian ekosistem karena hewan tergolong komponen biotik yang mana komponen biotik tersebut merupakan penyusun suatu ekosistem. Ekosistem dapat seimbang jika ada komponen abiotik dan komponen biotic yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Hewan juga tergolong heterotrof yaitu organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya .

Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

2.5  Keragaman Hewan dan Habitatnya

1.     Darat

1)     Hutan Hujan Tropis
Daerah-daerah yang dicirikan dengan daerah yang lebat, hangat, curah hujan yang tinggi. Namun penampilannya yang subur cukup menipu, karena sebenarnya tanah dari hutan hujan tropis tidak subur.


2)     Gurun

Daerah yang memiliki temperatur cukup tinggi pada siang hari dan dingin pada malam hari. Gurun memiliki curah hujan yang kecil dan dihuni sedikit tumbuhan. Pada gurun juga sering ditemukan bebatuan-bebatuan. Contoh hewan : rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking

3)     Chaparral
Daerah yang memiliki musim panas yang kering dan lama, serta musim dingin berhujan dengan temperatur sedang. Vegetasinya hanya berupa tumbuhan kecil dan sesemakan. Hewan-hewan yang ditemukan umumnya berukuran kecil dengan warna yang tidak menonjol.

4)     Savana
Daerah padang rumput pada wilayah tropis. Daerah ini dicirikan dengan daerah yang memiliki hujan musiman dan cahaya yang cukup.

5)     Padang Rumput Temperat
Daerah luas dengan iklim sedang yang dicirikan kekurangan air pada sebagian besar waktu dalam satu tahun. Dominasi vegetasinya berupa rerumputan, semak, dan sejumlah tumbuhan satu musim. Hewan-hewan pengerat kecil hidup berdampingan dengan karnivora besar. Karnivora ini bergantung pada mamalia yang hidup dengan ukuran lebih kecil darinya.

6)     Taiga
Daerah berhutan lebat di kawasan utara yang memiliki tumbuhan besar yang selalu hijau dan memiliki runjung. Hewan-hewan di daerah taiga mencangkup hewan kecil seperti tikus, terwelu, shrew dan lain-lain. Sedangkan hewan berukuran lebih besar seperti beruang, moose, elk, rusa, dan lain-lain. Terdapat salju nyaris sepanjang tahunnya.

7)     Tundra
Daerah padang rumput yang termodifikasi di kawasan utara atas. Sedemikian dinginnya sehingga terdapat tanah beku permanen dibawahnya. Musim tumbuh yang pendek di musim panas pada daerah atas yang memungkinkan beberapa vegetasi rerumputan bertahan hidup. Hewan pada tundra mencangkup burung, lemming, rubah.


8)     Hutan Gugur Temperat

Daerah yang kaya akan tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada saat musim dingin, sesemakan yang diselingi rumput dan tumbuhan kriptogamik seperti lumut dan paku. Musim dingin yang bergantian dengan musim panas yang hangat dan curah hujan yang cukup. Hewan-hewan melimpah mulai dari tikus, tupai, rakun, sampai serigala dan singa gunung.

2.     Air Tawar
1)     Danau
  • a. Daerah litoral, contoh hewan : siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa.
  • b.Daerah limnetik, contoh hewan : Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan.
  • c.Daerah profundal, contoh hewan : cacing dan mikroba.
  • d.Daerah bentik, contoh hewan : bentos dan sisa-sisa organisme mati.
2)     Sungai, contoh hewan : ikan, mikroba, siput,

3.     Air Laut

1)     Laut, contoh hewan : ikan laut, paus, hiu, gurita, cumi-cumi dan lain-lain.
2)     Pantai, contoh hewan : porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil dan beragam hewan invertebrata.
Estuari (muara), contoh hewan : cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Terumbu Karang, contoh hewan : berbagai invertebrata, mikro organisme, siput, landak laut, bintang laut, dan ikan karnivora.



BAB III

PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia.

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

3.2  Saran

Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun makalah ini. Namun, jika masih ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
  • Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. San Fransisco : Pearson.
  • Fried, George H & George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
  • Kurniawan, Arif dkk. 2008. Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan”. Jawa Tengah : Hamudha Prima Media Publishing.