“Selalu ada oknum
yang memanfaatkan keadaan, makanya kami tegaskan, jika tidak siap mengikuti
program, kami bataskan satu minggu, silahkan lamarannya dicabut,” kata Kepala
Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Timur, drg. H. Asrul Sani, M.Kes.
Bahkan ada
pula informasi yang langsung mengira bahwa proses tersebut dalam rangka
rekruitmen tenaga honorer. Ragam informasi ini baru diketahui pada Senin (5/12)
disaat sekitar ratusan orang yang diterima, dikumpulkan untuk diberikan
penjelasan. Pasca dijelaskan, beberapa tenaga pengabdian masyarakat terlihat
lesu, mendengar jawaban soal keberadaan mereka.
Oleh : Tim KIM Lombokepo
KepoDULI.yuk!. Pernyataan tersebut menyusul
beredarnya beragam informasi dan tanggapan soal Dinas Kesehatan Lombok Timur
yang menerima program pengabdian masyarakat (magang). Diantara isu yang beredar
adalah peserta pengabdian masyarakat yang diterima oleh Dinas Kesehatan
merupakan jaminan untuk bisa diangkat sebagai honor.
drg. Asrul Sani Dipayungi Ketua Adat Sembalun |
“Kami kira,
ini pengrekrutan tenaga honor pak,” papar Huurul Aini, Keluarga Calon Tenaga
Pengabdian Masyarakat yang mempertanyakan keluarganya ke Seksi Usaha Kesehatan
Institusi dan Pendayagunaan Kesehatan (UKI) Dikes Lotim
Kepala Dinas
Kesehatan Lombok Timur, drg. H Asrul Sani, M.Kes, jauh sebelumnya sudah menduga
bahwa kesempatan tersebut pasti ada yang memanfaatkan. “Pasti selalu ada yang
menggunakan kesempatan, makanya tenaga pengabdian masyarakat jangan mau
dibodohi, banyak calo yang gentayangan,” wanti Asrul Sani melalui Lombokini di
ruangannya usai memberikan pengarahan.
Pihaknya juga
menegaskan bahwa program pengabdian masyarakat itu untuk menampung lulusan
tenaga kesehatan yang berdomisili di Lombok Timur, agar mereka mampu
mengamalkan ilmunya. Diantara syarat
yang diterima, mutlak harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti
bahwa mereka sudah siap kerja.
Usai
melaksanakan program pengabdian masyarakat, peserta akan diberikan surat
keterangan pengabdian bekerja “Hanya enam bulan, atau satu tahun dan tidak ada
jaminan bisa kerja,”sambungnya. Enam
bulan berikutnya diganti lagi dengan tenaga yang lain untuk memberikan
kesempatanan pada lulusan perguruan tinggi lainya. “Agar perguruan tinggi juga
bisa berkerjasama, memperjuangkan lulusan,”tambahnya.
Menyadari
kesempatan percaloan dan psikologi tenaga pengabdian masyarakat dengan ragam
informasi yang diterima, serta tidak menutup kemungkinan ada yang kecewa
terkait proses tersebut, Asrul Sani mewanti agar tenaga pengabdian masyarakat
tersebut harus cerdas dan berhati-hati. “Jangan memanfaatkan orang, kasian,
apalagi dengan janji bisa langsung kerja,” demikian Asrul (mz)
Kepoin Sumber : Tim Lombokini Juwitour Training
Kepoin Sumber : Tim Lombokini Juwitour Training